Senin, 19 Desember 2011

"One Moment" dalam obrolan


Temanku pernah berkata padaku “dimana tanah dipijak, disitulah langit dijunjung”. Sebuah kata-kata yang muncul di tengah obrolan pengisi waktu istirahat saat bekerja. Waktu itu aku hanya berpikir itu cuma omongan simple tak berarti di suasana obrolan ringan dan penuh gelak tawa.
                Selepas pulang kerja, rasa capek dan lelah pun mengundang setelah seharian beraktivitas. Sambil tiduran melepas lelah, aku teringat tentang omongan temanku tadi dan bertanya dalam hati, apakah maksud dan arti dari kata-kata itu. Setelah beberapa hari berlalu, ditengah lamunanku aku selalu berusaha untuk mencari maksud dan artinya.
Dari sekian banyak artian dan maksud yang telah kupahami sesuai versi otakku sendiri, kutemukan beberapa yang bisa dijadikan adalan, seperti :

-          - Berusaha untuk yang terbaik
Kenapa kita harus berpikir orang lain lebih baik dari kita kalau kita bisa memahami, mengenali , mengusahakan dan memaksimalkan potensi dan kemampuan dari diri kita sendiri.

-         -   Rumputku lebih baik
Anggapan rumput tetangga lebih hijau harus segera di backspace dari pikiranku. Kenapa harus selalu melirik tetangga yang selalu menerima lebih (karena tetanggaku bekerja di perusahaan tambang yang bonafit). Kalau aku bisa mengarahkan dan memanfaatkan penghasilanku untuk penghidupanku menuju sesuatu yang lebih baik.

-         -   Tanahku, langitku, bintangku
Dimanapun aku menginjakkan kakiku, disitulah aturan yang telah berlaku di masyarakat aku jalankan. Aku tidak bisa merubahnya dengan aturanku sendiri, aku tidak bisa menyalahkan walau dibandingkan aturan versi daerah lain itu salah, dan kritikan pun kan terasa hambar karena tanggapan yang tak terbantahkan. Ikuti, pelajari, dan manfaatkan apapun itu aturannya, dan kita pun akan bisa memanen buah hasilnya.

Dari obrolan ringan, omongan yang terkesan ngalor-ngidul ga jelas, aku bisa mendapatkan pelajaran yang sangat berharga, satu lagi pelajaran tentang kehidupan yang tidak pernah aku dapat dari bangku sekolah dulu.
Tak berkurang rasa terima kasihku untuk teman-temanku, pengalamanku dan orang-orang disekitarku karena telah menjadi guru terbaik yang telah ku punya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar